Menikmati Kesendirian
Usai bekerja seharian sebelum memulai
liburan, kebanyakan orang cenderung memilih untuk nongkrong di café atau
restoran terdekat bersama teman kerja. Saling berbincang membicarakan kehidupan
pribadi mereka sebelum kembali ke kehidupan semula. Tak jarang pula ada orang
yang memilih langsung pulang untuk bertemu anak istri mereka karena kini sudah
berkeluarga. Nah, diantara mereka pasti ada satu golongan yang menolak ajakan
untuk nongkrong, dan memilih pergi sendirian ke suatu tempat entah untuk
nonton, atau mengerjakan sesuatu di café.
Bagi orang yang terbiasa hidup
berkelompok. Mungkin cerita di atas membuatmu berpikir “apa benar ada orang
yang mau nongkrong sendiri?”. Jawabannya ada loh. Meski bukan kelompok
mayoritas, tetapi orang-orang yang mampu menikmati kesendirian ini merupakan
salah satu ras manusia terkuat. Mereka mampu bahagia dengan diri mereka
sendiri. Ya, tanpa perlu pacar, teman, atau orang lain untuk datang menghibur
mereka, orang yang mampu menikmati kesendirian ini akan lebih memilih berlibur
sendirian ke pulau tropis atau suatu daerah yang mana tak ada orang yang
mengenal mereka daripada berlibur bersama teman-temannya.
Bukankah menjadi penyendiri itu buruk?
Menjadi
penyendiri dan menikmati kesendirian adalah dua hal berbeda, jika penyendiri memilih
untuk menjauhkan diri karena merasa minder. Dalam menikmati kesendirian, kamu
masih bisa berkomunikasi dan berkumpul bersama teman-teman mu seperti biasa.
Namun pasti ada satu titik jenuh yang membuatmu merasa kalau dunia ini terlalu
cepat untukmu. Sehingga waktu tenang itulah yang kamu sebut menikmati
sendirian.
Sendiri itu berharga
Waktu
adalah sesuatu yang sangat berharga. Saat-saat di mana kamu pergi bersama
teman-temanmu, menonton film baru di bioskop. Mungkin menjadi sebuah kenangan
yang takkan terlupakan saat dewasa kelak. Namun ketika datang waktu dalam
kesendirian. Disitulah saat kamu dapat berkontemplasi, melihat refleksi diri
tentang sejauh mana kamu telah berjalan selama ini, atau sekedar meningkatkan kualitas
diri. Hal sesimpel kamu datang ke café sendiri dengan laptopmu, lalu mulai
menuliskan perjalanan hidup yang kamu lalui dengan balutan fiksi, atau pergi
berkemah sendirian, menikmati bintang bersama segelas kopi yang baru kamu seduh
sambil menikmati keindahan alam yang tuhan ciptakan. Saat-saat seperti itulah
kesendirian berasa sangat berharga. Malah setelah hal-hal seperti itu, kamu
merasa kalau kamu tak pernah sendirian.
Memahami Diri Sendiri
Hal
yang paling banyak didapat dari besarnya manfaat kesendirian adalah kamu dapat
memahami dirimu sendiri dengan lebih baik. Mungkin terdengar klise dan
teoritis, tapi kenyataannya dengan memperbanyak waktumu sendiri, perasaan
bahagia tanpa menggantungkan kebahagiaanmu pada orang lain akan lebih mudah
didapat. Hal ini dikarenakan kamu menjadi lebih paham tentang keperluan apa,
dan hal seperti apa yang harus kamu lakukan untuk masa depanmu. Secara
simpelnya, ketika kamu sedih, kamu akan lebih mudah menangis dan meluapkan
semua kesedihanmu ketika tidak ada orang lain di sekitarmu. Kamu lebih mudah
untuk mengakui kalau kamu sedang tidak baik-baik saja, tanpa perlu berpura-pura
tertawa seakan tak terjadi apa-apa di hadapan orang lain. Rasa pengakuan
kesedihan itu diperlukan, karena pada dasarnya kita ini manusia yang lemah.
Sendiri boleh, tapi jangan kebablasan ya
Kesendirian
adalah salah satu karunia tuhan yang dapat kita nikmati. Namun jika kebablasan,
hal ini mampu menjadi racun yang merusak diri. Kesendirian adalah candu, kamu
bisa melupakan semua kesenangan lainnya yang mampu kamu bagikan pada kerabatmu.
Potret kenangan yang diambil bersama teman, sahabat, dan keluarga akan lebih
dikenang di waktu senja. Tentang sebuah pertanyaan apakah kamu benar-benar
hadir dalam keluargamu dan pergaulanmu akan terus menghantuimu di masa tua
nanti. Manfaatkan waktumu yang tersisa, bagi kenangan untukmu, keluargamu,
tanpa melupakan kalau kamu tetap butuh kesendirian secara seimbang. Dengan
begitu kamu akan merasa lebih hidup dari biasanya.
Komentar
Posting Komentar